More Links

Dhamma itu indah diawalnya, indah dipertengahan, dan indah pula pada akhirnya.

Rabu, 17 April 2013

Pendeta Dan Anak Perempuannya

     Di Indonesia setiap terminal bisnya memiliki banyak sekali "Calo", Calo adalah orang-orang yang mengumpulkan penumpang agar bisnya penuh, lalu ia menerima bayaran setelah bisnya penuh dengan penumpang.
     Alkisah seorang Pendeta muda dan anak perempuannya menuju sebuah terminal Bis. melihat banyaknya calo yang berteriak mencari penumpang, sianak yang masih kecil bertanya kepada ayahnya.
Anak :"Ayah, siapa mereka?, sejak tadi berteriak, tetapi ketika bis itu penuh, mereka malah turun dari bisnya?"
Pendeta Muda : "Itu Nama nya Calo, sampai kapanpun mereka tidak akan menaiki Bus !" jelas siayah.
"Kalau Bus itu penuh, mereka akan menerima bayaran, dan mereka harus turun, karena begitulah pekerjaan mereka."lanjut lagi ayahnya.
Si anak terdiam akan perkataan ayahnya. lalu ketika mereka sudah didalam bus, sikap diam sianak mulai dipertanyakan ayahnya.
Pendeta muda : "Kamu kenapa ?"
Anaknya : "Ayah, lebih baik ayah jangan menjadi Pendeta ayah, saya takut karena ayah sering mengajak orang untuk masuk ke surga, nanti jangan-jangan ayah sendiri tidak ikut ke Surga !" kata sianak dengan polosnya, sambil menatap ayahnya.
Meledaklah tawa siayah mendengar kepolosan putri kecilnya itu...
Ya kisah itu memang tentang kepolosan seorang anak, tetapi pernahkah kita sadari, sesungguhnya berapa banyak dari kita yang bertindak seperti calo calo terminal itu, berharap semua yang kita ajak akan menuju kekebaikan, tetapi kadang kitanya sendiri malah tidak melakukan apa yang kita katakan...Sadarkah kita selama ini ?? Buddhisme selalu menekankan kesadaran, kesadaran akan tindakan, ucapan dan pikiran...,hendaknya pikiran, ucapan harus dilandasi dengan perbuatan badan jasmaninya, Ehipasikko datang dan buktikan, semua agama memang selalu berlomba untuk memperbanyak umatnya, tetapi apakah dengan demikian bedakah kita dengan para calo di terminal itu?? mungkin hanya tempat dan pakaiannya saja yang berbeda, gayanya sama, bukan bermaksud menyerang suatu ajaran atau agama lain, namun hendaknya kita renungkan, semoga kita semua sedikit tercerahkan _/\_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar