More Links

Dhamma itu indah diawalnya, indah dipertengahan, dan indah pula pada akhirnya.

Senin, 25 Juni 2012

3 Jenis manusia

    Jadi teringat akan salah satu Ajaran guru Agung Sang Buddha Gautama tentang jenis-jenis manusia.
Buddha menjelaskan berdasarkan sifat manusia dibagi menjadi 3 bagian.
Tipe 1 : Adalah manusia Penggores Batu karang. adalah Tipe manusia yang memiliki kemarahan yang kuat melekat padanya dia nggak akan begitu saja membiarkannya, dia akan menyimpan dan mendendam ibarat goresan pada sebuah batu yang tidak mudah hilang begitu saja. manusia tipe ini adalah orang-orang yang masih menyimpan dendam dan tidak mudah bersahabat, selalu mencurigai dan mau menang sendiri, kemarahannya bisa diredakan namun sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama sekali.
Tipe 2 : Adalah manusia Penggores pasir. Tipe ini lebih manusiawi, karena ketika kemarahannya meledak, lambat laun akan sirna dengan sendirinya, dan bisa menyadari kemarahannya, ia memang pemarah, namun masih bisa bernegosiasi, ibarat menulis sebuah kata di pasir pantai, ketika ombak itu datang maka kata-kata itu akan menghilang.tipe kedua ini tidak membawa dendam dan permasalahan masa lalu dalam kehidupannya.
Tipe 3 : Adalah Manusia Penggores air, bayangkan jika air kita goreskan sesuatu, hanya menimbulkan sedikit gelombang namun setelahnya akan tenang kembali, tipe manusia ini adalah manusia-manusia yang telah melatih kesadaran dan tidak dikalahkan oleh emosinya, murni tak tergoyahkan oleh apapun, ini adalah tipe-tipe Boddhisattwa, yaitu manusia yang memiliki benih keBuddhaan, dia takkan marah oleh ucapan yg menyerangnya, ataupun segala bentuk kejahatan kedalam dirinya. ia tak memihak, ia melihat sebuah ketenangan dan bertindak dengan bijaksana.
    Nah, setelah kita tahu ketiga jenis manusia, masih dikisaran manakah kita berada?? sudah pasti dikisaran tipe 1 dan 2, tapi Buddha mengatakan segala sesuatu bukan hal yang mustahil jika kita melatihnya sejak sekarang, misalnya saat ini kita ditype 1, kurangi dendam dan berusaha menjadi type 2, ketika ditipe 2 berusaha untuk menuju ke tipe 3 bukan menuju ketipe 1 kembali. juga kata-kata terakhir Buddha megatakan Apamadena Sampadeta, yang artinya  "berjuanglah dengan sungguh-sungguh menuju pantai sebrang "semoga dengan bertekad kita sama-sama melatihnya menjadi yang lebih baik._/\_