Kisah Kapal Titanic ini sangat banyak sekali cerita dibaliknya, kala itu salah seorang pelayan dikapal Titanic membawakan sebotol sampagne kepada tamunya Tuan Hobb, yang sangat kaya dan berada dikelas utama kapal Titanic itu. Hobb memarahinya karena si pelayan masuk secara tiba-tiba ketika dia dan isterinya sedang bermesraan.
Hobbs : " Apa kamu tidak bisa baca anak muda, tulisan dipintuku tertulis, janggan ganggu !!"teriaknya.
Pelayan : " Maaf tuan saya tidak bisa membaca !" dengan pucat dan gemetar ia meminta maaf."
Hobbs : " Kasihan sekali, kau tak bisa membaca, kau telah menyia-nyiakan setengah kehidupanmu nak,pergi sebelum aku mulai memukul mu !"
sipelayan berlari dengan ketakutan yang teramat sangat setelah meletakan sampagne nya.
Selang beberapa Jam, Titanic dikhabarkan menabrak sebuah karang es dana akan tenggelam. seluruh penumpang panik termasuk Hobbs dan Istrinya yang kaya raya, diatas dek ia bertemu dengan pelayan yang ia omeli tadi.
Hobbs : " Hei nak, bisakah kau carikan kami perahu penyelamat, ini uang untuk mu !"sambil ia menyerahkan uang itu.
Pelayan itu : " sebelum saya ambil uang itu, Bolehkah saya bertanya apakah selama hidup tuan tuan pernah belajar berenang ? "
Hobbs : " Tentu saja tidak, hidupku disibukan mencari uang dan kepintaran, tidak seperti kau anak muda, cepat carikan aku sekoci !"
Pelayan : " Ha ha ha ,ha ha ha ha,..!"
Hobbs : " Kenapa kau tertawa ?
Pelayan : " kamu telah menyia-nyiakan 100% kehidupan mu tuan,..bawa uangmu kembali, tau nggak, dalam waktu kurang dari 2 jam, seluruh kapal ini akan tenggelam kedasar laut, untung aku bisa berenang, mungkin bisa bertahan hidup lebih lama dari mu tuan !"
Hobbs dan istrinya gantian pucat pasi, dia sadar, disaat seperti ini sudah tiada gunanya lagi uang dan kepintarannya...dan akhirnya Titanic pun tenggelam, banyak ratusan nyawa melayang dalam tragedi ini.
siapakah yang menyia-nyiakan kehidupan dalam cerita ini, sebenarnya keduanya tdk ada yang salah, hanya saja, waktu dan tempat kadang tdk dapat diprediksi, kehidupan selalu berubah, kala kita diatas hendak jangan pandang orang bawah dengan rendah, karena sekecil apapun jabatan orang itu, tampa dia kita bukanlah siapa-siapa, inilah siklus kehidupan semua saling ketergantungan.(paticcasamupadda) hukum sebab akibat yang saling bergantungan._/\_
belajar berenang ??"
More Links
Dhamma itu indah diawalnya, indah dipertengahan, dan indah pula pada akhirnya.
Senin, 21 Mei 2012
Senin, 14 Mei 2012
Bukan Untuk sebuah kemarahan
Tersebutlah terdapat seorang kakek kaya Raya yang sangat menyukai barang antik, orang kaya ini sangat sayang sekali terhadap guci kesayangannya yang sdh berumur ratusan tahun. orang kaya ini memiliki 2 orang pembantu kepercayaan mengurus rumahnya sejak ia ditinggal mati istrinya.
Suatu hari ia mendapat undangandari temannya untuk menghadiri sebuah pameran benda kuno dinegara lain, sebelum berangkat ia berpesan kepada kedua pembantunya agar menjaga dan merawat rumahnya, terutama menjaga Guci antiknya karena nilainya dimata kolektor itu mungkin bisa milyaran rupiah. kedua pembantunya berjanji dengan baik akan menjaga dan mengurus rumah.
Ia segera pergi menggunakan pesawat kenegri seberang untuk menghadiri Pameran tersebut, sementara 2 orang pembantunya, namanya juga pembantu, kala ditinggal majikan ia akan berbuat semaunya, mereka meresa bebas melakukan banyak hal, dan ketika si pembantu wanita sedang mengepel, ia dijahili pembantu pria yang berdandan ala wanita, kontan ia tertawa terbahak-bahak dan ia berusaha mengejar pembantu itu untuk sekedar merasa gembira.
namun pas adegan kejar-kejaran, tiba-tiba gagang sapunya terkena Guci kesayangan Tuannya, Prak,..Guci itu pecah walau tidak hancur berantakan.
Pembantu wanita : " semua gara-gara kamu, gimana kita bisa menggantinya ini kesayangan Tuan !'
Pembantu co : " Matilah kita kali ini,..cepat kita rekatkan kembali dengan lem."
Keduanya segera merekatkan lem itu pada Guci, namun Guci itu sdh tidak semulus sedia kala, lalu merekapun pasrah menantikan kemarahan dari Tuannya.
ketika Orang kaya itu kembali, ia melihat Guci kesayangannya penuh retakan dan sdh tidak indah lagi, sementara kedua pembantunya gemetaran dan menunggu amarah sang Tuan. Ia mendekati guci itu dan mengamatinya, lalu ia tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha,.kalian,.kalian,.bisa saja !"
Pembantu wanita : " Tuan Tidak memarahi kami ?" tanyanya
Orang kaya : " untuk apa??, sudah pecah ya sudah, ha ha ha,..kalian kemarilah, aku jelaskan awal aq membeli Guci ini, adalah untuk ku nikmati keindahannya, juga nuansa seninya, bukan untuk kemarahan aku membeli Guci ini, kalian berusaha menyatukannya kembali sehingga tampak indah dan hidup bagiku !"
kedua pembantunya bersujud dihadapan Orang kaya itu dan berterimakasih karena hal dipikiran mereka yang akan kena omelan bahkan bisa saja pemecatan tidak terjadi.
seperti kisah diatas, kadang kita lupa Tujuan awal kita membeli barang kesayangan kita, sehingga kita melekatkan pikiran kita terhadap barang tersebut, begitu barang itu rusa oleh orang lain, kita pasti marah, emosi, bahkan ada kasus seorang ayah sampai memukuli anaknya yang masih kecil sampai mati karena anaknya menggores mobil kesayangannya dengan sebuah crayon. sesungguhnya kita telah memelihara kemarahan dlm diri kita, memberimakan kemarahan itu sehingga semakin besar, ingatlah jika kita akan marah dengan seseorang, apalagi dg suami atau istri, ingatlah selalu, jika kemarahan muncul, aku menikah dengannya bukan untuk kemarahan, aku menikah dengannya berdasarkan cinta. jadi intinya, bukan untuk sebuah kemarahan kita hidup didunia Namaste _/\_
Suatu hari ia mendapat undangandari temannya untuk menghadiri sebuah pameran benda kuno dinegara lain, sebelum berangkat ia berpesan kepada kedua pembantunya agar menjaga dan merawat rumahnya, terutama menjaga Guci antiknya karena nilainya dimata kolektor itu mungkin bisa milyaran rupiah. kedua pembantunya berjanji dengan baik akan menjaga dan mengurus rumah.
Ia segera pergi menggunakan pesawat kenegri seberang untuk menghadiri Pameran tersebut, sementara 2 orang pembantunya, namanya juga pembantu, kala ditinggal majikan ia akan berbuat semaunya, mereka meresa bebas melakukan banyak hal, dan ketika si pembantu wanita sedang mengepel, ia dijahili pembantu pria yang berdandan ala wanita, kontan ia tertawa terbahak-bahak dan ia berusaha mengejar pembantu itu untuk sekedar merasa gembira.
namun pas adegan kejar-kejaran, tiba-tiba gagang sapunya terkena Guci kesayangan Tuannya, Prak,..Guci itu pecah walau tidak hancur berantakan.
Pembantu wanita : " semua gara-gara kamu, gimana kita bisa menggantinya ini kesayangan Tuan !'
Pembantu co : " Matilah kita kali ini,..cepat kita rekatkan kembali dengan lem."
Keduanya segera merekatkan lem itu pada Guci, namun Guci itu sdh tidak semulus sedia kala, lalu merekapun pasrah menantikan kemarahan dari Tuannya.
ketika Orang kaya itu kembali, ia melihat Guci kesayangannya penuh retakan dan sdh tidak indah lagi, sementara kedua pembantunya gemetaran dan menunggu amarah sang Tuan. Ia mendekati guci itu dan mengamatinya, lalu ia tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha,.kalian,.kalian,.bisa saja !"
Pembantu wanita : " Tuan Tidak memarahi kami ?" tanyanya
Orang kaya : " untuk apa??, sudah pecah ya sudah, ha ha ha,..kalian kemarilah, aku jelaskan awal aq membeli Guci ini, adalah untuk ku nikmati keindahannya, juga nuansa seninya, bukan untuk kemarahan aku membeli Guci ini, kalian berusaha menyatukannya kembali sehingga tampak indah dan hidup bagiku !"
kedua pembantunya bersujud dihadapan Orang kaya itu dan berterimakasih karena hal dipikiran mereka yang akan kena omelan bahkan bisa saja pemecatan tidak terjadi.
seperti kisah diatas, kadang kita lupa Tujuan awal kita membeli barang kesayangan kita, sehingga kita melekatkan pikiran kita terhadap barang tersebut, begitu barang itu rusa oleh orang lain, kita pasti marah, emosi, bahkan ada kasus seorang ayah sampai memukuli anaknya yang masih kecil sampai mati karena anaknya menggores mobil kesayangannya dengan sebuah crayon. sesungguhnya kita telah memelihara kemarahan dlm diri kita, memberimakan kemarahan itu sehingga semakin besar, ingatlah jika kita akan marah dengan seseorang, apalagi dg suami atau istri, ingatlah selalu, jika kemarahan muncul, aku menikah dengannya bukan untuk kemarahan, aku menikah dengannya berdasarkan cinta. jadi intinya, bukan untuk sebuah kemarahan kita hidup didunia Namaste _/\_
Langganan:
Postingan (Atom)