More Links

Dhamma itu indah diawalnya, indah dipertengahan, dan indah pula pada akhirnya.

Kamis, 21 Maret 2013

Kisah Keledai Tua

     Tersebutlah disebuah desa, tinggal seorang kakek dan keledai kesayangannya, keledai itu dalam kesehariannya sangat membantu si kakek, dari mulai membawakan barang yang berat, bertani, dan lain-lainnya.
     Suatu Hari, ditengah malam, keledai itu masuk kesebuah sumur kosong, dan jatuh kedalamnya.Suaranya yang keras membangunkan sikakek pemilik keledai tersebut.
Sikakek kaget bukan main, segera ia mencari tali dan melemparkannya kepada si Keledai, tapi si keledai tak bisa memegang tali itu.
lalu diambilnya sebatang kayu, mengulurkan nya kepada sikeledai, tapi tetap saja keledai tak bisa meraihnya.
    Akhirnya semalaman ia melakukan hal sia-sia,lalu ia duduk terdiam di tepi sumur itu, sementara teriakan si keledai semakin kencang membangunkan tetangga..
dengan bercucuran  air mata, si kakek memutuskan untuk membunuh sikeledai dengan cara menimbunnya dengan tanah, karena ia tak tega dengan teriakan sikeledai.
     Sikakek mengambil pacul, ia mulai mengisi sumur itu dengan tanah, tetangga yang melihat itu langsung membantu pak tua itu dengan peralatannya juga mulai mengisi sumur itu dengan tanah.
gundukan tanah mengenai punggung si keledai, tapi keledai itu pintar ia menggoyangkan tubuhnya setiap ada gundukan tanah diatasnya.dan setiap meninggi, ia jadikan pijakan.
lambat laun tanah itu hampir memenuhi sumur dan keledai itu melakukan hal yang sama dan akhirnya ia terbebas dari sumur itu.
sikakek mengusap air matanya dan memeluk sang keledai kesayangannya.
makna dari cerita ini adalah keledai adalah kehidupan kita, dan setiap permasalahan yg datang pada kita ibarat tanah yang menimbun keledai itu, jika kita tidak bisa berbuat seperti keledai itu, menerima masalah menjadi sebuah pijakan, ataukah kita hanya bisa pasrah tertimbun dan menunggu meninggal? pilihan semua ada pada anda, setiap manusia memiliki permasalahan, jadikan permasalahan sebuah pijakan untuk kita bangkit dari lubang kesengsaraan, namaste _/\_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar