More Links
Dhamma itu indah diawalnya, indah dipertengahan, dan indah pula pada akhirnya.
Senin, 12 Maret 2012
Apa persepsimu selalu benar ??
Ketika kehidupan kita dilanda suatu persepsi pemikiran, bagaimana menghadapinya??
jaman dahulukala, saat perang dunia, entah yang keberapa, seorang suami yang masih muda, diharuskan Ikut menjadi pejuang membela tanah airnya dan harus merelakan meninggalkan istrinya yang saat itu tengah hamil muda. kalau perang kemungkinannya hidup dan pulang kekeluarga cuma 25%, pulang dengan cacat tubuh, pasti 80% bahkan yang bisa dipastikan mati bisa 99%..
nah selang beberapa tahun kemudian, si suami tenyata hokinya gede, dia pulang dengan utuh, tampa cacat dan luka, dan saat mendengar suaminya akan pulang, istrinya menyambut dengan seorang anak laki2 berumur 4 tahun yang dilahirkannya, disebuah stasiun kereta.
akhirkata, suaminya sangat bahagia menemui istrinya, dan lebih bahagia lagi ketika ia tau bahwa anaknya juga ikut serta, dia menciumi anak itu, dan berusaha membujuk agar anaknya itu memanggilnya ayah, namun anak itu yang belum pernah melihat ayahnya hanya diam saja.
karena kebahagiaan, dan tradisi orang kampung, jika pulang kumpul keluarga harus dilakukan sembahyang keleluhur bersama keluarganya, si suami menyuruh istrinya membeli barang-barang tersebut kepasar, sedang ia pulang bersama anaknya. disepanjang perjalanan, suami itu terus berusaha agar anaknya bisa memanggilnya ayah, tapi apa jawab sianak, dia bilang " tuan, kamu bukan ayah saya, karena saya lihat ibu tiap malam berbicara dengan ayah, duduk juga dengan ayah, dan tidurpun dengan ayah, jadi kamu bukan ayah saya !"
seakan kaget ia mendengarnya, mendengar ucapan polos anaknya, seolah timbul dibenaknya bahwa si istri selama ini telah berselingkuh dan menodai cintanya.
sepulangnya dari pasar, Ibu muda itu mendapat pandangan benci suaminya, ia tidak ditanya sedikitpun dan mulai mengacuhkannya, istrinya cuma mikir bahwa ia mungkin capek bicara dengan nya dan tak mau diganggu, maka ia masak sesuai kebutuhan dan untuk sembahyang juga.
ketika suasana sembahyang, suami itu bersembahyang sendiri, ia menyulut hio seorang diri, tampa mempedulikan istrinya, dan ketika istrinya ingin bersembahyang dan meyulut hio kepada leluhur dimeja abunya, suaminya merebutnya dan membuang hio itu kelantai, dan melarangnya bersembahyang dimeja abu orang tuannya, ia memaki dengan kata-kasar bahwa ia seorang wanita murahan dan nggak pantas berada dirumahnya.
sang istri yang tak mengetahui apa-apa, berusaha berkata, tapi, sang suami tak mau mendengarnya, ia malah keluar dari rumahnya nggak mau mendengar penjelasan istrinya, ia lari kekedai arak untuk mabuk-mabukan, dan menghabiskan malamnya disana.
tiap hari pria itu menghabiskan waktunya dikedai arak, dan tak mau pulang kerumah, sementara istrinya tiap hari menangis, dan tampa tahu akar permasalahannya...
seminggu berlalu, karena perasaan wanita tertekan yang begitu , akhirnya istrinya mengambil jalan pintas dan menceburkan dirinya dikali belakang rumahnya, dan akhirnya tewas.....
upacara perkabungan dan penguburan pun dilakukan, sang suami terdiam dan hanya menatap anaknya yang masih kecil, bahkan ia tidak bersembahyang dipusara istrinya, dan ia menggendong anaknya kembali kerumahnya.
suatu malam, anaknya rewel dan menangis, ia terbangun dan menyalakan lilin sebagai penerangan dan menghampiri anaknya, tiba-tiba anaknya memanggilnya "papa" ia terkejut sekaligus bahagia, bahwa anaknya akhirnya memanggilnya "Papa", ia mencoba memeluk, tapi anaknya menghindar, ia semakin bingung dengan sikap anaknya, lalu ditanya : " baiklah, kalau aku bukan papa kamu, lalu siapa papa kamu ?"
lalu anaknya menunjuk kearah bayangan suami itu. " itu papaku,,..aku sering lihat mama bicara dengan papa itu !"
ia tersentak kaget, ternyata istrinya selama ini tidak selingkuh, ia cuma menenangkan anaknya dengan bermain bayangan dan menjadikannya papa imajinasi kepada anaknya, sang suami menangis dan menyesali perbuatannya, tapi terlambat, semuannya telah menjadi bubur, kalau saja ia mau mendengarkan istrinya berkata kala itu, ...ia menyesalinya ia telah salah persepsi,..semua tentang persepsi..... jangan sampai persepsi mengalahkan kita, Buddha selalu menekankan jaga kesadaran,..jangan sampai kisah ini terjadi kepada kita Namaste _/\_
Langganan:
Postingan (Atom)